Allahku tidak takut kotor

Sebuah doa

Abi
3 min readOct 18, 2023

Tuhan, Allahku yang kepada-Mu aku meletakkan segalanya,
Berikan aku sehingga aku mencintai-Mu, sehingga aku merengkuh-Mu,
meski aku pernah mendekap nafsu dan dosa begitu erat pada dadaku.

Engkau telah mencintaiku sebelum aku mencintai-Mu,
seorang musuh, seorang pendosa, seonggok daging yang begitu menjijikkan.

Engkau telah memilikiku bahkan saat aku tidak dapat mengenali sosok di dalam cermin; Engkau mencintaiku layaknya seorang anak,
Engkau menangisiku sebagaimana Engkau menangisi Yerusalem.

Cinta telah membawa-Mu dari surga ke bumi,
dari bumi ke salib,
dari salib ke kubur.
Cinta menjadikan Engkau letih, lapar, teruji,
dicaci, dicambuk, diterpa luka,
diludahi, disalib, ditusuk.
Cinta membuat-Mu menundukkan kepala-Mu di hadapan maut.

Keselamatanku adalah titik di mana cinta yang sempurna dan cinta paling bercacat yang pernah tercipta bertemu;
karena Engkau telah menyambut aku,
bukan seperti Yusuf dan saudaranya, penuh kasih dan sesal,
tapi penuh kasih dan sukacita.

Cinta ini tidak sementara, dingin, berubah-ubah;
ia tidak berkurang atau mereda sepanjang kekekalan.
Kekudusan adalah percikan dari cinta-Mu,
dikobarkan menjadi bunga api di dalam hatiku oleh Roh-Mu.

Izinkan aku melihat kasih-Mu di segala tempat, bukan hanya di salib,
namun dalam persekutuanku dengan anak-anak-Mu, dalam dunia disekelilingku.

Ketika aku merasakan hangatnya sinar matahari,
kiranya aku memuji Engkau yang merupakan Matahari Kebenaran yang menyembuhkan.
Ketika air hujan menyentuh pipiku dengan lembut,
kiranya aku terus diingatkan akan siraman Injil yang mengaliri jiwaku.
Ketika aku berjalan di pinggir sungai,
kiranya aku memuji Engkau karena air tersebut lah yang menyegarkan Yerusalem Baru,
karena air tersebut lah yang membersihkan jubahku hingga putih sehingga aku dapat melihat Pohon Kehidupan.

Cinta-Mu yang kekal adalah yang rahasia paling mistis, misteri paling misterius,
dan peristirahatan kekalku ada pada menikmati cinta-Mu.

Juruselamatku,
Jangan lepaskan aku.

Aku lambat untuk mengerti,
mudah untuk lupa,
lemah untuk memanjat;
Aku ada di kaki gunung pada saat aku seharusnya berada di puncak.

Aku disakiti oleh hatiku yang tanpa belas kasihan,
hari-hariku yang tanpa doa,
kemiskinanku akan kasih,
kelambananku dalam lomba lari iman,
nuraniku yang ternoda,
waktuku yang terbuang sia-sia,
kesempatan-kesempatanku yang terbuang.

Aku buta sementara cahaya melingkupiku:
cabut sisik ini dari mataku, Tuhan,
remukkan hati jahatku yang keras ini.
Jadikan sukacita tertinggiku mempelajari-Mu,
merenungkan-Mu,
memandang-Mu,
duduk di kaki-Mu seperti Maria,
bersandar pada dada-Mu seperti Yohanes,
memohon untuk cinta-Mu seperti Petrus,
menganggap semua hal duniawi sampah seperti Paulus.

Sebagaimana aku memiliki sebuah tempat di dunia,
jaga aku sehingga aku tidak menjadikan dunia ini tempatku.
Kiranya aku tidak mencari di dalam dunia,
apa yang hanya dapat kutemukan dalam Sang Pencipta.

Ya Tuhan, Allah dari semua kuping yang terbuka,
Ajar aku untuk hidup dari doa dan providensimu,
doa atas diri, jiwa, raga, anak-anak, keluarga, tubuh-Mu.

Berikanku hati yang mau dibentuk oleh kehendak-Mu,
sehingga aku dapat hidup dalam doa dan meninggikan-Mu,
terjaga dari kekejian, yang diketahui maupun yang tak diketahui.
Bantu aku melihat dosa yang mengiringi setiap langkahku,
bantu aku memilah kebenaran dari dalam tumpukan jerami.

Ajar aku bahwa pekerjaan berdoa adalah untuk menghantar kehendakku ke dalam tangan-Mu,
jika bukan untuk itu maka adalah sebuah kebodohan untuk berdoa.
Jika aku mencoba memasukkan kehendak-Mu dalam keinginanku,
maka itu adalah untuk mendikte Kristus,
untuk menjadi di atas-Nya,
untuk menjadi lebih bijak dari-Nya;
ini adalah dosaku, kesombonganku.

Ingatkanku bahwa adalah sebuah keindahan untuk mendoakan segala sesuatu yang kumiliki;
bukan karena kewajiban, tapi karena cinta,
bahwa aku dapat datang kapanpun ke hadirat-Mu;
menghancurkan semua egoku dan meletakkan keinginanku di bawah kaki-Mu,
bahwa tidak ada kehancuran seperti kehancuran yang diakibatkan penjajahan nafsu diri ini.

Ya Tuhanku,
jangan lewatkan aku.

--

--

Abi

Sebab Dia tahu dari apa kita dibentuk, Dia ingat bahwa kita ini debu.